Jumat, 24 September 2010

ARTI KASIH SAYANG SEORANG AYAH

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau bahkan di luar negeri. Bagi yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orangtuanya umumnya akan sering merasa kangen dengan Bundanya. Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari. Tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja, dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu, dan apa yang telah kau lakukan seharian tadi?

Pada saat dirimu masih menjadi seorang anak perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu itu. Kemudian Mama bilang: "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya." Tampaknya, Bunda takut putri manisnya itu terjatuh lalu terluka.

Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama, karena dia yakin bahwa putri kecilnya itu, pasti bisa!

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, si Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas: "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang".

Tahukah kamu? Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu nanti menjadi anak yang manja, dengan semua tuntutan yang selalu dapat terpenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata: "Sudah dibilang! kamu jangan minum air dingin!" Berbeda dengan Ayah yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar sangat mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah mulai beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu? Bahwa sebenarnya Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharganya, layaknya perhiasan yang tak ternilai, baginya maupun bagi keluarga.

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah sang Bunda.

Tahukah kamu? Bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu dan membahagiakanmu. Tapi lagi-lagi dia harus menjagamu, demi kebaikanmu?

Ketika saat seorang anak lelaki mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, si Ayah akan memasang wajah palingcool sedunia. Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau hati Ayah sebenarnya merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah rela melonggarkan sedikit peraturannya untuk boleh keluar rumah, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut, ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah pun memarahimu.

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti oleh Ayah itu akan segera datang? Bahwa putri kecilnya itu kelak akan segera pergi meninggalkan Ayah"

Setelah kamu lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter, Insinyur atau Sarjana. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu kelak.

Tapi toh si Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah. Ketika kamu menjadi gadis dewasa dan kamu harus pergi kuliah di kota lain, si Ayah harus melepasmu di bandara atau stasiun di kotamu. Tahukah kamu? Bahwa badan Ayah terasa sangat kaku untuk memelukmu?

Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini dan itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat-erat. Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata yang menetes di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata dengan tegar: "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Ayah pasti akan berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan, kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah: "Tidak, tidak bisa!". Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".

Tahukah kamu, bahwa pada saat itu Ayah merasa bahwa seakan dirinya telah gagal membuat anaknya tersenyum?

Pada saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana, Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang".

Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Ayah tahu, bahwa lelaki itulah yang kelak akan menggantikan posisinya.

Dan akhirnya....
Saat si Ayah melihat kamu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, maka si Ayah pun tersenyum dengan bahagia.

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu, Ayah pergi ke balik panggung sebentar, dan ia menangis?

Ia menangis karena Ayah merasa sangat terharu dan berbahagia, kemudian meluncurlah doa dalam mulut Ayah.

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Allahu Ya Robb, tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu nan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya, jadikan ia istri yang sholehah. Jadikan rumah tangga mereka, rumah tangga yang Engkau berkahi, rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah."

Setelah itu, Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya kelak, yang sesekali datang untuk menjenguknya.

Dengan rambut yang telah dan kian memutih. Dengan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya, maka sadarlah, bahwa Ayah telah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan sangat baik.

Ayah, Bapak, Papa, Abah atau Abi kita, adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis, dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dia adalah yang orang pertama yang selalu merasa sangat yakin, bahwa "Kamu Pasti Bisa! Dalam segala hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar